26 Jun 2013

Teaching Psychology


PSIKOLOGI MENGAJAR

1.      Definisi mengajar
      Pengertian umum yang dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan, ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian, tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan. Dari pengertian semacam ini timbul gambaran bahwa peranan dalam proses pengajaran hanya dipegang oleh guru, sedangkan murid dibiarkan pasif.
      Adapun pengertian mengajar menurut para tokoh, diantaranya yaitu :
Ø  Arifin (1978) mendefinisikan mengajar sebagai “ . . . suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Ø  Tyson dan carol, setelah mempelajari secara seksama sejumlah teori pelajaran, menyimpulkan bahwa mengajar ialah . . . a way working with student . . . a process of interaction . . . the teacher does something to student; the student do something in return. Sehubungan dengan definisi itu, Tyson dan Caroll menetapkan sebuah syarat yakni, apabila interaksi antarpersonal (guru dan siswa) di dalam kelas terjadi baik, maka kegiatan belajar akan terjadi. Sebaliknya jika interaksi guru-siswa buruk, maka kegiatan belajar siswa pun tidak akan terjadi atau mungkin terjadi tetapi tidak sesuai dengan harapan.
Ø  Tadrif mendefinisikan mendefinisiskan secara lebih sederhana tetapi cukup komperehensif dengan menyatakan bahwa mengajar itu pada prinsipnya adalah . . . any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner). Kata the teacher and the learner dalam definisi ini semata-mata hanya sebagai contoh yang mewakili dua individu yang sedang berinteraksi dalam proses pengajaran. Jadi, interaksi antar-individu di luar definisi tadi juga bisa terjadi, mialnya antara orang tua dengan anak atau antara kiai dengan santri.
Ø  Biggs, seorang pakar psikologi kognitif masa kini, membagi konsep mengajar dalam tiga macam pengertian.
a.       Pengertian kuantitatif (yang menyangkut jumlah pengetahuan yang diajarkan)
      Artinya, mengajar berarti the transmission of knowledge. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyiapkan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Di luar itu, kalau prilaku belajar siswa tidak memadai atau gagal mencapai hasil yang diharapkan, maka kesalahan ditimpakan kepada siswa. Jadi, kegagalan dianggap semata-mata karena siswa sendiri yang kurang kemampuan, kurang motivasi, atau kurang persiapan.
b.      Pengertian institusional (yang menyangkut kelembagaan atau sekolah)
Mengajar berarti . . . the efficient orchestration of teaching skills. Dalam pengertian ini guru dituntun untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhannya
c.       Pengertian kualitatif (yang menyangkut mutu hasil yang ideal)
Mengajar berarti the facilitation of learning. Dalam hal ini, guru tidak menjejalkan pengetahuan kepada murid , tetapi melibatkannya dalam aktivitas belajar yang efisien dan efektif agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan pemahamannya sendiri. Pengajaran kualitatif ini lebih terpusat pada siswa (student centered), sedangkan pengajaran kuantitatif lebih terpusat pada guru (teacher centered). Dalam pendekatan pengajaran institusional pun sesungguhnya masih mengandung cirri pemusatan pada guru, namun tidak seekstrem pendekatan pengajaran kuantitatif.
Dari bermacam-macam definisi yang telah dijelasakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar itu pada intinya mengarah pada timbulnya prilaku belajar siswa.
2.      Pandangan-pandangan pokok mengenai Mengajar
      Ada dua macam aliran pandangan yang berbeda dalam melihat proses mengajar.
1)      Mengajar sebagai ilmu
            Sebagian ahli memandang mengajar sebagai ilmu. Oleh karenanya, guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga professional yang memiliki profisiensi (berpengetahuan dan berkemampuan tinggi) dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas mengajar.
Siapa pun, asal memiliki profisiensi dalam bidang ilmu pendidikan akan mampu melakukan perbuatan mengajar dengan baik. Penguasaan seorang guru atas materi pelajaran bidang tugasnya adalah juga penting, tetapi yang lebih penting ialah penguasaannya atas ilmu-ilmu yang berhubungan dengan tugas mengajarnya. Dari uraian di atas, jelas bahwa aliran ini memiliki gagasan yang sama dengan kelompok behaviorisme yaitu  teacher are built not born yang bersumber dari men are built not born.
Aliran yang memandang mengajar sebagai ilmun diilhami oleh teori perkembangan klasik yang disebut empirisme yang dipelopori oleh John Locke (1632-1704). Menurut teori ini pembawaan dan bakat yang diturunkan oleh orangtua tidak berpengaruh apa-apa terhadap pekembangan kehidupan sesorang, sebab pada dasarnya setiap manusia pasti lahir dalam keadaan kosong. Hendak menjadi apa manusia itu kelak setelah dewasa, bergantung pada lingkungan dan pengalamannya, terutama lingkungan dan pengalaman belajarnya. Jadi, seorang anak manusia yang memperoleh peluang yang baik untuk belajar ilmu pendidikan/keguruan, tebtu ia akan menjadi seorang guru yang professional dalam mengajar, bukan menjadi petani walaupun kedua orangtuanya petani sejati.
2)      Mengajar sebagai seni
            Sebagian ahli lainnya memandang bahwa mengajar adalah seni, bukan ilmu. Oleh karenanya, tidak semua orang berilmu (termasuk orang yang berilmu pendidikan) bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar. Menurut aliran ini, sesorang hanya dapat mengajar dengan baik semata-mata karena bakat yang dimilikinya. Dengan kata lain, orang itu menjadi guru (yang kompeten dan professional) karena ia telah ditakdirkan lahir sebagai seorang guru.
            Sebagai contoh, terkadang kita saksikan ada seorang guru agama atau bahkan seorang yang terlanjur berpredikat ulama yang sama sekali tidak menarik dan membosankan ketika ia berceramah atau berdiskusi mengenai masalah keagamaan.                             Sementara, ada seorang pengajar madrasah yang hanya berpredikat santri biasa dan tidak pernah mengikuti sekolah keguruan tetapi ternyata berhasil menjadi guru agama yang baik. Hal ini dikarenakan santri itu cukup piawai dalam mentrasfer pengetahuan, sikap, dan keterampilan keagamaannya kepada murid-muridnya. Setiap mengajar, ia selalu berpenampilan menarik dan selalu berbeda dalam gaya dan cara penyampaian aneka ragam pokok bahasan pelajaran yang menjadi tugasnya. Sehingga, murid-muridnya tidak pernah merasa bosan atau merasa terpaksa mengikuti proses belajar dan mengajar yang dipimpin oleh “guru santri” tersebut.
            Aliran yang menganggap mengajar sebagai seni ini mengacu pada bakat sejak lahir tidak berbeda dengan gagasan teacher are born, not built. Dalam hal ini, orang dapat menjadi guru yang baik atau guru yang buruk bukan karena hasil belajarnya melainkan karena potensi yang ia bawa sejak lahir. Aliran ini menimbulkan anggapan yang ekstrem bahwa profesi mengajar itu tak dapat dipelajari, atau dengan kata lain sia-sia saja orang mempelajari ilmu keguruan kalau ia tak mempunyai bakat. Aliran ini sama dengan aliran nativisme yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang telah menimbulkan “pesimisme pedagogis” yang mengesampingkan arti penting upaya pendidikan.
3.      Proses Pengajaran yang efektif
      Proses pembelajaran berlangsung melalui interaksi antara guru dan peserta didik (siswa) dalam situasi pengajaran yang bersifat edukatif. Melalui proses pembelajaran, siswa akan berkembang ke arah pembentukan manusia sebagaimana tersirat dalam tujuan pendidikan. Supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru harus mampu mewujudkan proses pembelajaran dalan suasana kondusif. Proses pengajaran yang efektif terbentuk melalui pengajaran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Berpusat pada siswa
      Dalam keseluruhan kegiatan proses pembelajaran, siswa merupakan subjek utama. Oleh karena itu, dalam proses ini, hendaknya siswa menjadi perhatian utama dari para guru. Semua bentuk aktivitas hendaknya diarahkan untuk membantu perkembangan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran, terletak dalam perwujudan diri siswa sebagai pribadi mandiri, pelajar efektif, dan pekerja produktif.
2.      Interaksi edukatif antara guru dengan siswa
      Dalam proses pembelajaran, hendaknya terjalin hubungan yang bersifat edukatif. Guru tidak hanya sekedar penyampai bahan yang harus dipelajari, tetapi sebagai figure yang dapat merangsang perkembangan pribadi siswa. Interaksi antara guru dengan siswa hendaknya berdasarkan sentuhan-sentuhan psikologis, yaitu adanya saling pemahaman antara guru dengan siswa. Rasa percaya diri dapat ditumbuhkan dengan cara seperti itu.
3.      Suasana demokratis
      Suasana demokratis dalam kelas akan banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih mewujudkan dan mengembangkan hak dan kewajibannya. Suasana demokatis dapat dikembangkan dalam prose pembelajaran melalui hubungan guru dengan siswa. Dalam suasana demokratis, semua pihak memperoleh penghargaan sesuai dengan potensi dan prestasinya sehingga dapat memupuk rasa percaya diri, dan pada gilirannya dapat berinovasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
4.      Variasi metode mengajar
      Tidak satu pun metode mengajar itu efektif untuk seluruh materi atau bahan pelajaran. Satu metode mungkin cocok untuk bahan tertentu, tetapi tidak cocok untuk bahan yang lain. Oleh sebab itu, guru harus bisa memilih metode yang tepat dan sesuai dengan bahan yang diajarkan. Dengan perkataan lain, menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Dengan metode mengajar yang bervariasi, berarti guru tidak mengajar dengan sstu metode saja, tetapi berganti-ganti sesuai dengan tujuan, bahan, situasi, dan lain-lain. Dengan metode yang bervariasi akan menimbulkan rasa senang pada siswa, tidak cepat bosan atau jenuh. Siswa pun akan bersemangat untuk belajar, sehingga memungkinkan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik.
5.      Guru professional
      Proses pembelajaran yang efektif, hanya mungkin bisa terwujud apabila dilaksanakan oleh guru professional dan dijiwai semangat profesionalisme yang tinggi. Guru professional adalah guru yang memiliki keahlian yang memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki rasa kebersamaan dengan rekan sejawatnya. Mereka mampu melaksanakan fungsi-fungsinya sebagai pendidik yang bertanggung jawab mempersiapkan siswa bagi peranannya di masa depan. Dengan jiea profesioanalisme, guru mencintai pekerjaannya dan melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab.
6.      Bahan yang sesuai dan bermanfaat
      Bahan yang diajarkan guru bersumber dari kurikulum yang telah ditetapkan secara relative baku. Tugas guru adalah mengolah dan mengembangkan bahan pengajaran menjadi sajian yang dapat dicerna oleh siswa secara tepat dan bermakna. Oleh sebab itu, bahan yang diajarkan harus sesuai dengan kemampuan, kondisi siswa dan lingkungannya sehingga memberikan makna dan faedah bagi siswa. Dengan bahan yang dirasakan sesuai dan berfaedah atau bermanfaat, siswa akan melakukan aktifitas pembelajaran dengan lebih bergairah.
7.      Lingkungan yang kondusif
      Keberhasilan proses pembelajaran, sangat ditentukan oleh factor lingkungan. Upaya menciptakan lingkungan kondisif bagi tercapainya tujuan pembelajaran dan pengajaran sangat penting. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang dapat menunjang bagi proses pembelajaran secara efektif.
8.      Sarana belajar yang menunjang
      Proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif apabila ditunjang oleh sarana yang baik. Sarana belajar yang secara langsung terkait dengan proses pembelajaran adalah alat Bantu mengajar. Jenis alat Bantu mengajar sangat beragam dari sederhana hingga yang kompleks. Selain itu, ada sarana lain seperti laboratorium, aula, lapangan olahraga, perpustakaan. Mengingat banyaknya alat Bantu mengajar, maka guru harus memilih jenis alat mana yang benar-benar sesuai dan menunjang kegiatan pengajaran. Untuk menentukan alat mana yang sesuai dan menunjang kegiatan pembelajaran, mestilah melihat tujuan, bahan, metode, dan situasi pengajaran.

Versi inggris:

B.  TEACHING PSYCHOLOGY

1.      The definition of teaching
            Who understood the common sense of people, especially those who lay in the fields of educational studies, is that teaching is the delivery of knowledge and culture to students. Thus, the goal was simply about achieving the mastery of students ranged over a number of knowledge and cultural. From this notion arose that the role of illustration in the teaching process is only held by teachers, while the student is left passive.
The notion of teaching according to the figures, among them are:
·         Arifin (1978) defines teaching as ". . . a series of lesson delivery of materials to students in order to receive, respond to, control, and developing materials that lesson.
·         Tyson and carol (1970), after studying carefully the theory of lessons, concluded that teaching is. . . way working with a student. . . a process of interaction. . . the teacher does something to the student, the student do something in return. In connection with that definition, Tyson and Carroll set a condition, that is if the interpersonal interaction (teacher and student) occurs both in the classroom, then learning will occur. Conversely, if the interaction of teacher-student are bad, then the learning activities of students would not have happened or might happen but not in line with expectations.
·         Tadrif (1989) defines more simple but comprehensive enough to declare that it is principally teaching. . . any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner). Said the teacher and the learner in this definition solely as an example that represents two individuals who are interacting in the teaching process. Thus, the interaction between individuals outside of the definition could also happen, example between parent and child or between scholars with students.
·         Biggs (1991), an expert on contemporary cognitive psychology, dividing the concepts taught in three kinds of understanding.
a.       Quantitative understanding (which involves the amount of knowledge taught)
That is, teaching means the transmission of knowledge.
In this case teachers only need to master the knowledge in the field studies and prepare the students with the best. Beyond that, if students' learning behaviors are inadequate or fail to achieve expected results, then the error imposed on the students. Thus, the failure is considered solely because of his own students who lack skills, lack of motivation, or lack of preparation.
b.      Understanding the institutional (involving institutional or school)
Teaching means.
. . the efficient orchestration of teaching skills. In this sense the teacher is guided to always be ready to adapt various teaching techniques for various students who have difference in talents, abilities and needs
c.       Understanding qualitative (quality of results concerning the ideal)
Teaching means the Facilitation of learning.
In this case, teachers are not cramming knowledge to the students, but engage in learning activities in an efficient and effective so that students learn in the sense of meaning and form his own understanding. This qualitative teaching more centered to the student (student centered), while quantitative teaching more focused on teacher (teacher centered). In the institutional approach to teaching was actually still contain a focus on teacher characteristics, but not extreme quantitative approach to teaching.
From the various definitions that have been explained above, it can be concluded that teaching was essentially lead to the emergence of student learning behavior.
2.   Basic views about teaching
There are two kinds of flow of different views in the view of teaching process.
1)      Teaching as a science
Some experts look at teaching as a science. Therefore, the teacher is the figure of the human person who was deliberately built to be professionals who have proficiency (knowledgeable and highly capable) in the education of competent to perform teaching duties.
Anyone, as long as a proficiency in science education will be able to do anything to teach it well. Mastery of a teacher of the subject matter of their duties is also important, but more important is their mastery of the sciences related to their teaching duties. From the above description, it is clear that this school has the same idea with a group of behaviorism that teacher are built not born who comes from men are built not born.
School which looked at teaching as a science inspired by the classic theory of development is called empiricism pioneered by John Locke (1632-1704). According to this theory, innate and talent which is derived by the parent does not affect anything in development of someone's life, because basically every human being must be born in a state of empty. About to become what it later as an adult human being, depending on the environment and experiences, especially the environment and learning experiences. So a human child who obtained a better opportunity to learn science education / teaching, he would become a professional teacher in teaching, not to be a farmer even though both parents were real farmers.
2)      Teaching as an art
Some other experts view that teaching is an art, not science. Therefore, not all knowledgeable people (including the knowledgeable education) can be an excellent teacher in terms of teaching. According to this school, someone can only teach well simply because the talent they have. In other words, that person becomes a teacher (a competent and professional) because he had been destined as a born teacher.
            For example, sometimes we see there is a teacher of religion or even a cleric who already predicate completely uninteresting and boring when he was lecturing or discussing religious issues. Meanwhile, there was a teacher in madrasah who only predicate scholars and never followed the formal school for teacher training but it did become a good religious teacher. This is because the students were quite versed in the transfer of knowledge, attitudes, and skills of their religion to the students. Every teaching, he is always interesting and always look different in style and delivery ways of a variety the subject of the lessons that was his duties. Thus, his students never feel bored or feel forced to follow the process of learning and teaching led by the "teacher scholars " were.
School which considers the teaching as art refers to a talent since birth did not differ with ideas teacher are born, not built. In this case, people can become a good teacher or bad teacher is not because the results of their study but because of the potential that he carried since birth. This school causes the extreme assumption that the teaching profession can not be learned, or in other words useless people learn science teacher if he does not have the talent. Is equal to the school stream nativism pioneered by Arthur Schopenhauer (1788-1860) that has caused "pedagogical pessimism" that override the importance of educational efforts.
  1. Effective teaching process
Learning process took place through the interaction between teachers and learners (students) in a teaching situation is instructive. Through the learning process, students will develop in the direction of human creation, as implied in the objectives of education. So that learning can take place effectively, teachers must be able to create an atmosphere conducive role in the learning process. The process of effective teaching that have formed through the teaching of the following characteristics:
1)        Student-centered
In the overall activities of the learning process, the student is the main subject. Therefore, in this process, students should become the main concerns of the teachers. All forms of activity should be directed to assist the development of students. The success of the learning process, situated in a private self-realization of students as independent, effective learners, and productive workers.
2)      Educative interactions between teachers and students
           In the process of learning, that our relationships should be instructive. Teachers are not just to deliver the material to be learned, but as a figure who can stimulate personal development of the students. Interaction between teachers and students should be based on psychological touches, namely the existence of mutual understanding between teachers and students. Confidence can be grown that way.
3)    Democratic atmosphere
           Democratic atmosphere in the classroom will provide many opportunities for students to practice to realize and develop the rights and obligations. Democratic atmosphere can be developed in the learning process is through a relationship teacher with  student. In a democratic atmosphere, all parties received an award in accordance with the potential and achievement, so that can foster self-confidence, and in turn can innovate and be creative in accordance with their respective capabilities.
4)      Variation of teaching methods
           None were effective teaching methods for all materials or teaching materials. One method may be suitable for certain materials, but not suitable for other materials. Therefore, teachers must be able to select the method appropriate to the material being taught. In other words, using varied teaching methods. With a variety of teaching methods, means that teachers do not teach with one method, but alternated in accordance with the objectives, materials, situations, and others. With a variety of methods will generate pleasure in students, not quickly get bored or fed up. Students also will be eager to study, making it possible obtain a better learning outcomes.
5)      Teacher professional
 
           Effective learning process, just may be achieved if carried out by professional teachers and imbued by the spirit of professionalism is high. Professional teachers are teachers who have adequate skills, high sense of responsibility, and having a sense of community with colleagues. They were able to perform their functions as educators are responsible to prepare students for their role in the future. With the spirit of professionalism, teacher loved his job and do it with dedication and responsibility.
6)      Appropriate and useful materials
           Material that is taught by the teachers sourced from the curriculum set by the relatively raw. The task of teachers is to prepare and develop teaching materials to be presented that can be digested by the students appropriately and meaningfully. Therefore, the material should be taught according to ability, students and environmental conditions that give meaning and benefits for students. With material that is felt appropriate and useful or helpful, students will conduct instructional activities more excited.
7)      Conducive environment
           The success of the learning process, largely determined by environmental factors. Effort to create an conducive environment for attainment of the objectives of learning and teaching is very important. Conducive environment is the environment that can support the learning process effectively.
8)      Learning tools that support
           The learning process will take place effectively if supported by good infrastructure. Learning tools that are directly related to the learning process is a tool of teaching. Teaching tool types vary from simple to the complex. In addition, there are other facilities such as laboratories, halls, sports fields, libraries. Considering the number of teaching tool, the teachers must choose which type of tool that really fit and support the teaching activities. To determine where the appropriate tools and support learning activities, it must see the goals, materials, methods and teaching situations.


BIBLIOGRAPY

DRS. TOHIRIN, M.S., M.Pd. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Judul: Teaching Psychology; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

isikan komentar anda di bawah ini

guys..

zwani.com myspace graphic comments
Free Daisy Dances Cursors at www.totallyfreecursors.com