“Si Jenius Pendiri Ilmu Keseimbangan dan pencetus bilangan bersahabat”
Ia didapuk sebagai pendiri Ilmu
Keseimbangan berkat kitab penting yang ditulisnya bertajuk, Kitab fi’l-qarastun
(Buku Keseimbangan Balok). Inilah karyanya yang monumental dalam bidang Ilmu
Mekanik. Salah satu
adikaryanya itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gherard of Cremona.
Tak heran, jika karyanya itu menjadi sangat populer di dunia Barat. Melalui
karyanya itu, ia mampu membuktikan asas-asas keseimbangan pengungkit.
Ilmuwan Muslim terpandang di zaman ke kuasaan Dinasti
Abbasiyah ini dikenal sebagai ahli matematika. Menurut JJ O’Connor dan EF
Robertson, matematikus Muslim dari abad ke-9 M itu telah berjasa dalam
meletakkan dasar-dasar matematika modern. Sang matematikus Muslim yang berotak encer itu bernama Thabit
Ibnu Qurra.
Siapakah Thabit
ibn qurra??
Nama lengkapnya, Abu al-Hasan Thabit bin Qurrah bin Marwan
al-Sabi al-Harrani. Thabit lahir di Harran (dikenal
sebagai Carrhae dalam kuno ), suatu tempat yang terletak di antara sungai Dajlah dan
Furat di Mesopotamia Tinggi / Asyur( (Turki moden sekarang) pada tahun 221 H
(836 M) yang berasal dari keluarga Ash-Shaibah.
Beliau adalah anggota dari sekte Sabian—kelompok penyembah bintang. Pada zamannya, sekte ini telah melahirkan
sederet astronom dan matematikus berkualitas. “Sekte ini memiliki hubungan yang
kuat dengan Peradaban Yunani, sehingga mengadopsi kebudayaannya,” papar
O’Connor dan Robertson. Ketika Islam berkembang makin meluas, sekte Sabian yang
awalnya berbahasa Yunani akhirnya berada dalam kekuasaan Dinasti Abbasiyah.
Perlahan namun pasti, anggota sekte Sabian pun mulai memeluk Islam. Mereka pun
mulai menggunakan bahasa Arab mengganti bahasa Yunani.
Thabit telah memperlihatkan kecerdasannya
sejak
kecil dan juga ketika beliau masih belajar / menimba ilmu. Ia menguasai bahasa Arab, Yunani, dan Syriac. Ada
beberapa catatan sejarah yang mengatakan bahwa Tsabit ketika muda
adalah seorang money changer (pedagang
penukaran mata uang), tetapi beberapa sejarawan tidak
setuju atas pernyataan tersebut. Yang terpenting dari catatan tersebut itu menunjukkan bahwa Thabit mewarisi
kekayaan keluarga besar dan pasti berasal dari keluarga berada dan berpengaruh di komunitasnya.
Dikisahkan, pada suatu hari,
beliau berbeda pendapat dengan kumpulan pelajar seperguruannya tentang beberapa
hal yang membuat mereka menganggap beliau telah keluar dari kumpulan tersebut
sehingga mereka melarang beliau untuk masuk ke tempat peribadatan mereka.
Karena peristiwa tersebut, Thabit akhirnya berhijrah ke suatu daerah yang
dikenali sebagai Kafrutuma. Di sana, beliau bertemu dengan seorang ilmuwan terkemuka
dari Baghdad, yaitu
Muhammad Ibnu Musa ibnu
Shakir yang ketika itu sedang
berkunjung ke Harran. Ibnu Musa sungguh terkagum- kagum dengan pengetahuan bahasa yang
dikuasi Thabit muda. “Sungguh seorang anak muda yang sangat potensial,” cetus
Ibnu Musa. Sang ilmuwan pun kemudian menyarankan agar Thabit hijrah ke Baghdad— kota
metropolis intelektual. Ibnu Musa memintanya agar mau belajar matematika pada
dirinya dan saudaranya. Tawaran itu tak disia-siakan Thabit. Ia pun hijrah
meninggalkan tanah kelahirannya untuk menimba ilmu matematika dan belajar
kedokteran Bait al-Hikmah yang berada di kota Baghdad.
Setelah menamatkan pendidikannya, dia
sempat kembali ke kota kelahirannya, Harran. Sayangnya, dia harus berhadapan
dengan pengadilan lantaran pemikirannya yang dianggap berbahaya. Guna
menghindari hukuman, Thabit meninggalkan Harran dan
diangkat menjadi astronom pengadilan di Baghdad. Thabit
pun mendapatkan perlindungan dari Khalifah
Al-Mu’tadid—salah seorang khalifah Abbasiyah yang terkemuka yang memerintah pada tahun 892–902 M—karena beliau sudah mengetahui
kemampuannya dalam berbagai bidang termasuk bidang astronomi.
Kemampuan Thabit dalam bahasa Arab dan
Yunani dimanfaatkan khalifah. Thabit diminta untuk menerjemahkan teks-teks
berbahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Sebagai ahli matematika, Thabit pun
menerjemahkan dan merevisi karya-karya besar yang sempat ditulis Peradaban
Yunani. karya-karya Yunani dan Suriah seperti
Conics Apollonius atau karya Euclid dan Archimedes.
Dia banyak melakukan penerjemahan karya-karya ilmuwan Barat
seperti Apollonius, Archimedes, Euclid, dan Ptolemy. Meski bertugas untuk menerjemahkan
karya-karya besar, bukan berarti Thabit hanya menjiplak pengetahuan dari Yunani.
Dalam hal menterjemah ia hanya ikut melestarikan pengetahuan dari Yunani.
Berbekal kecerdasannya, ilmuwan Muslim yang brilian ini justru telah menemukan
sederet penemuan yang sangat penting bagi perkembangan ilmu matematika. Thabit
bin Qurrah memainkan peran penting dalam penemuan hitungan integral, geometri
analitik, kalkulus, dalil trigonometri lingkaran, konsep
angka-angka riil dan mengusulkan beberapa
teori yang mengarah ke pembangunan non-Euclidean geometri,.
Thabit
juga menemukan cara menghitung al-a’daad al-mutahabbah
yang dikenal dengan nomor damai atau bilangan
bersahabat, iaitu angka-angka
yang jumlah pembahagiannya sama dengan yang lain. Bahkan beliau telah
memberikan langkah penyelesaian teknik terhadap sebahagian jenis persamaan.
Matematikus Muslim yang dikenal dengan panggilan Thebit
itu juga merupakan salah seorang ilmuwan Muslim terkemuka di bidang
Geometri. Salah satu karya Thabit yang fenomenal di bidang geometri
adalah bukunya yang berjudul The composition of Ratios (
Komposisi rasio). Dalam buku tersebut, Thabit mengaplikasikan antara aritmatika
dengan rasio kuantitas geometri. Pemikiran ini, jauh melampaui penemuan ilmuwan
Yunani kuno dalam bidang geometri.
Thabit telah menjadikan ilmu matematika sebagai alat
untuk menemukan ilmu-ilmu lain yang saling menyempurnakan di antara satu sama
lain.
Termasuk dalam karyanya tadi The composition of Ratios (
Komposisi rasio) yang merupakan pengaplikasian dari konsep yang pernah ia tulis
yaitu dari teori bilangan.
Thabit termasuk di antara para ilmuwan yang melakukan kajian mengenai
hubungan antara ilmu algebra dengan geometri. Sumbangan
Thabit terhadap geometri lainnya yakni, pengembangan geometri terhadap teori
Pitagoras di mana dia mengembangkannya dari segi tiga siku-siku khusus ke
seluruh segi tiga siku-siku. Thabit juga mempelajari geometri untuk mendukung
penemuannya terhadap kurva yang dibutuhkan untuk membentuk bayangan matahari. Selain itu, ia juga membahas parabola dan paraboliods yang
menjadi dasar bagi penemuanya dalam bidang kalkulus integral.
Dia juga
menekuni persoalan permainan catur. Kalau sekarang ini ada software komputer
permainan catur yang bisa mengalahkan manusia, maka itu berkat jasa Thabit bin
Qurrah yang mula-mula memikirkan bagaimana memenangkan permainan catur secara
matematis melalui solusi problema independensi, dominasi, dan permutasi.
Lahirlah sebuah cabang baru matematika yang disebut "recreational
mathematics”.
Sang pencetus bilangan bersahabat
Salah satu penemuan penting yang diwariskan
Thabit Ibnu Qurra bagi peradaban manusia modern adalah teori bilangan
bersahabat (amicable number). Yakni, pasangan bilangan yang mempunyai sifat
unik; dua bilangan yang masing-masingnya adalah jumlah dari pembagi sejati
bilangan lainnya.
Bilangan bersahabat atau dikenal dengan Amicable number merupakan dua buah bilangan yang berbeda, yang mana
bilangan kesatu merupakan penjumlahan dari bilangan-bilangan pembagi bilangan
kedua, begitu juga sebaliknya. Konsep ini mirip dengan perfect
number yang mana suatu bilangan merupakan hasil penjumlahan dari
bilangan-bilangan pembaginya. Contoh dari perfect number adalah bilangan 6 yang
merupakan penjumlahan antara 1, 2, dan 3.
Contoh amicable number yang paling kecil adalah bilangan 220 dan284.
Sekarang kita buktikan bahwa kedua bilangan itu adalah amicable number.
Pembagi-pembagi dari bilangan 220 adalah1,2,4,5,10,11,20,22,44,55,
dan 110. Kita jumlahkan pembagi-pembagi tersebut :
1 + 2 + 4 + 5 + 10 + 11 + 20 + 22 + 44 + 55 + 110 = 284
1 + 2 + 4 + 5 + 10 + 11 + 20 + 22 + 44 + 55 + 110 = 284
Pembagi-pembagi dari bilangan 284 adalah 1,2,4,71 dan 142.
Kita jumlahkan pembagi-pembagi tersebut :
1 + 2 + 4 + 71 + 142 = 220
Terbukti kan!!!
1 + 2 + 4 + 71 + 142 = 220
Terbukti kan!!!
Beberapa contoh amicable number yang lain adalah (220, 284), (1184,
1210), (2620, 2924), (5020, 5564), (6232, 6368), dst
Thabit dalam kitabnya, Al-A’dad
Al-Mutahabbat, mengemukakan rumus/cara untuk mencari amicable number.
Bunyi dari rumus tersebut atau dikenal dengan nama Teorema Thabit adalah
:
Jika p,q, dan r merupakan bilangan-bilangan prima yang memenuhi
persamaan :
p = 3 × 2(n-1)-1
q = 3 × 2n-1
r = 9 × 2(2n-1)-1
dengan n bilangan bulat > 1 maka. p, q, dan r adalah bilangan prima. Sedangkan, (2^n)pq dan 2^r merupakan amicable number (sepasang bilangan bersahabat). Rumus ini menghasilkan pasangan bersahabat (220; 284), sama seperti pasangan (17296, 18416) dan pasangan (9363584; 9437056). Pasangan (6232; 6368) juga bersahabat, namun tak dihasilkan dari rumus di atas.
p = 3 × 2(n-1)-1
q = 3 × 2n-1
r = 9 × 2(2n-1)-1
dengan n bilangan bulat > 1 maka. p, q, dan r adalah bilangan prima. Sedangkan, (2^n)pq dan 2^r merupakan amicable number (sepasang bilangan bersahabat). Rumus ini menghasilkan pasangan bersahabat (220; 284), sama seperti pasangan (17296, 18416) dan pasangan (9363584; 9437056). Pasangan (6232; 6368) juga bersahabat, namun tak dihasilkan dari rumus di atas.
Teori bilangan bersahabat yang
dikembangkan Thabit juga telah menarik perhatian matematikus sesudahnya. Abu
Mansur Tahir Al-Baghdadi (980 M-1037 M) juga turut mengembangkan teori bilangan
ini. Selain itu, matematikus Al Madshritti (wafat 1007 M) juga tertarik
mengembangkannya. Ilmuwan Muslim lainnya yang mengembangkan teori itu adalah
Al-Farisi (1260 M-1320 M).
Tak cuma matematikus Muslim yang
tertarik dengan teori bilangan bersahabat. Ilmuwan yang diagungagungkan
peradaban Barat, Rene Descartes (1596 M- 1650 M), juga mengembangkannya.
Peradaban Barat kerap mengklaim teori bilangan bersahabat berasal dari
Descartes. Selain itu, matematikus lain yang mengembangkan teori ini adalah C
Rudolphus.
Pasangan bilangan bersahabat
dikembangkan lagi oleh Euler. Jika Thabit hanya menyebut tiga pasang bilangan
bersahabat, Euler menambahnya menjadi lebih dari 59 bilangan bersahabat.
Akibatnya, sejarah matematika pun seakan-akan menutupi jasa Thabit Ibnu Qurra
sebagai penemu pertama bilangan bersahabat.
Karya-karyanya
dalam bidang matematika sungguh menakjubkan, bukan? Tidak hanya itu, Thabit bin
Qurra pun menghasilkan banyak karya di berbagai bidang pengetahuan.
Kontribusi
Sang Ilmuan Di Bidang Pengetahuan Lainnya
Thabit bin Qurrah telah memberikan banyak
kontribusi yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Beliau tergolong sebagai
tokoh yang menonjol di antara sedemikian banyak penterjemah pada zamannya.
Beliau banyak menterjemahkan buku-buku matematik, perubatan, dan astronomi ke
dalam bahasa Arab. Di samping menterjemah, Thabit juga banyak mengarang buku
dalam bidang astronomi, matematik, falsafah dan geografi. Az-Zarkali mengatakan
bahawa Thabit telah menulis sebanyak 150 buku dalam pelbagai disiplin ilmu.
Si jenius dari Harran, Mesopotamia
(Turki), itu pun menguasai ilmu astronomi. Dalam bidang luar angkasa ini,
sejarah mencatatnya sebagai salah seorang pembaru pertama terhadap sistem
ptolemeus. Maka dari itu, Thabit juga dikenal berjasa dalam mengembangkan ilmu
astronomi. Karya Thabit dalam astronomi yang terkenal berjudul Concerning the Motion of the Eighth Sphere.
Selain itu, sang ilmuwan juga memublikasikan hasil pengamatannya tentang
matahari. Thabit yang datang dengan teori awal tentang ekuinoks ini
membuat perkiraan yang cukup baik berdasarkan pengamatan mengenai perhitungan
panjang tahun sideris, yaitu perputaran bumi mengelilingi matahari tepat 365
hari, 6 jam, 9 menit dan 12 detik (hanya berbeda 2 detik dari yang kita pakai
di zaman modern).
Hingga kini, tak
kurang dari delapan risalah yang ditulisnya pada abad ke-9 M tentang astronomi
masih eksis. Thabit pun telah memainkan peranan yang sangat penting dalam
menjadikan astronomi sebagai ilmu eksak. Ia telah meneorisasi hubungan
observasi dan teori, mematematisasi astronomi, serta fokus pada penentangan
hubungan antara astronomi matematika dengan astronomi fisik.
Dalam fisika , Thabit
menolak gagasan Peripatetik dan Aristotelian
dari sebuah "nature place" untuk setiap elemen .
Ia justru mengusulkan teori gerakan di mana kedua gerakan ke atas dan ke bawah
yang disebabkan oleh berat badan ,
dan bahwa keteraturan alam semesta adalah hasil dari dua bersaing atraksi (jadhb): salah satu yang "antara sublunar dan
elemen surgawi " , dan yang lainnya "antara semua bagian dari setiap
elemen secara terpisah".
Dalam bidang filsafat, Thabit pun
banyak melahirkan risalah. Salah satu risalahnya
yang masih eksis adalah hasil percakapannya dengan Abu Musa Isa ibnu
Usayyid—muridnya yang beragam Kristen. Kepada Thabit Ibnu Usayyid, Abu Musa
banyak bertanya tentang berbagai hal dan semuanya dijawab Thabit. Risalah
percakapan antara Thabit dengan muridnya itu hingga kini masih ada. Risalah itu
masih jadi bahan diskusi dan perdebatan.
Meski terpengaruh
dengan Plato dan Aristoteles, namun Thabit pun kerap mengkritisi ide-ide
ilmuwan asal Yunani itu. Thabit banyak mengoreksi pemikiran Plato dan
Aristoteles, khususnya mengenai gerakan (motion). Hal itu tampak pada
ide-idenya yang didasarkan pada penerimaan penggunaan pendapat mengenai gerakan
dalam argumen-argumen geometrikalnya.
Demikianlah beberapa kontribusi Thabit
Bin Qurra yang semasa hidupnya banyak menulis risalah tentang logika,
psikologi, etika, klasifikasi ilmu, tata bahasa Syriac, politik, agama, serta
kebudayaan Sabian. Dan jejaknya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dilanjutkan oleh putranya, Sinan ibnu Thabit, dan cucunya, Ibrahim ibnu Sinan
ibnu Thabit. Keduanya itu pun menjelma sebagai ilmuwan besar yang juga
berkontribusi dalam mengembangkan matematika.
Thabit meninggal pada 18 Februari 901 M
di Baghdad. Meski begitu, jasa dan kontribusinya dalam beragam ilmu hingga kini
masih dikenang. Sosok dan kiprahnya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan layak
dijadikan contoh oleh generasi muda Muslim di era globalisasi ini. “Hanya
dengan menguasai ilmu pengetahuanlah, Islam akan bangkit dan menguasai dunia,”
ungkap Dr Youssef Chebli Phd, ketua World Islamic Mission Association.
Reference :
http://tokohislam-qmunk.blogspot.com/2011/12/tsabit-bin-qurrah-wthn-901-thabit bin.html?zx=88523a12abf18561
http://jalutsugra.blogspot.com/2011/10/ilmuwan-muslim-dalam-bidang-geometri.htmlhttp://tokohislam-qmunk.blogspot.com/2011/12/tsabit-bin-qurrah-wthn-901-thabit bin.html?zx=88523a12abf18561
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
isikan komentar anda di bawah ini